Tuesday, May 15, 2007

SISTEM ANGKA ARAB

Angka Arab sudah lama dipergunakan sebagai simbolisasi penomoran atau penghitungan. Sistem ini terdiri dari 10 angka dengan bentuk yang berbeda-beda. Angka yang berada di sisi paling kiri punya nilai paling tinggi. Pada perkembangan selanjutnya, sistem angka Arab ini memakai pula tanda desimal serta tanda pengkalian dua, Al-Khawarizmi adalah salah satu penggagasnya. Pada bentuk yang lebih modern, sistem angka Arab dapat merepresentasi setiap angka rasional dengan 13 tanda (10 digit, tanda desimal, tanda bagi, tanda strip di depan untuk menandakan angka negatif dan sebagainya).

Secara keseluruhan, sistem angka Arab terbagi atas dua kelompok angka yakni sistem angka Arab Barat (west Arabic numerals) dan sistem angka Arab Timur (east Arabic numerals). Sistem angka Arab diakui sebagai salah satu yang paling berpengaruh pada bidang matematika. Para ahli sejarah sepakat bahwa angka tersebut berawal dari India. Terlebih setelah orang Arab sendiri menyebut angka yang mereka gunakan sebagai 'angka India' atau arqam hindiyyah.

Bukti sejarah mengemukakan angka 0 sudah dipergunakan pula di India sejak tahun 400 M. Kode angka Aryabhata telah menerangkan secara lengkap mengenai simbol angka 0. Juga pada masa pemerintahan Bhaskara I (abad 7 M) dasar sistem 10 angka sudah dipergunakan secara luas di negara tersebut serta pengenalan konsep angka 0.

Sistem angka India sampai ke Timur Tengah pada tahun 670. Ketika itu para ahli matematika Muslim yang banyak berkiprah di Irak, semisal al-Khawarizmi, sudah mengenal sistem angka Babilonia yang juga memakai 0 digit. Kemudian pada abad ke-10, ilmuwan Arab meningkatkan sistem angka desimal berikut pecahan, seperti tercatat dalam karya Abu'l-Hasan al-Uqlidisi tahun 952-953.

Sumber: www.duniaesai.com