Payung yang dalam Bahasa Inggris disebut umbrella (dari “umbra”, bayangan) pada awalnya mempunyai dua fungsi utama. Johnson menggambarkan payung sebagai “sebuah tabir (screen) yang digunakan untuk melindungi dari sinar matahari di daerah panas dan hujan di tempat lainnya”. Beberapa tahun sebelumnya, Kersey (1708) menggambarkan payung sebagai “lembaran sejenis kipas yang biasanya digunakan oleh wanita untuk berlindung dari hujan, dan payung berangka kayu dengan lembaran kain untuk melindungi dari matahari”.
Sebagai pelindung dari sinar matahari, penggunaan payung ditemukan pada ukiran dan lukisan Mesir. Sebuah penemuan di
Pada masa Romawi, ketika atap teater belum semua tertutup, maka payung digunakan oleh para wanita untuk melindungi dari sinar matahari. Pada masa ini payung terbuat dari kulit yang dapat dibentangkan atau dilipat. Orang Italia menyebut payung dengan nama “umbrellaces”.
Pada masa lalu payung dihiasi dengan bulu-bulu. Sutera berminyak menjadi bahan yang digunakan untuk payung. Pada masa pemerintahan Ratu Anne (1665-1714), payung menjadi sangat umum ditemui di
Abad ke-18 merupakan masa di mana payung digunakan baik oleh pria maupun wanita. Tahun 1752, Lieutenant-Colonel Wolfe menulis dari
Bahan yang digunakan untuk payung Inggris pada awalnya adalah sutera, dimana ketika basah menjadi susah untuk dibuka atau ditutup, sedangkan rangkanya menjadi berat dan tidak nyaman, pada sisi lain harga payung sangat mahal. Pada tahun 1787 berdiri pabrik payung di
No comments:
Post a Comment